rss
email
twitter
facebook

Senin, 28 Juni 2010

Sinusitis - Pengobatan yang dapat dilakukan
















  • Saline nasal spray, yang Anda semprot ke hidung Anda beberapa kali sehari untuk membilas bagian hidung Anda.
  • Nasal corticosteroids. Semprot hidung ini membantu mencegah dan mengobati peradangan. Contohnya termasuk fluticasone (Flonase), budesonide (Rhinocort Aqua), triamsinolon (Nasacort AQ), mometasone (Nasonex) dan beclomethasone (Beconase).
  • Oral atau kortikosteroid disuntikkan. Obat-obat yang digunakan untuk meredakan peradangan dari sinusitis parah, terutama jika Anda juga memiliki polip hidung. Contohnya termasuk prednisone dan methylprednisolone. Oral corticosteroids dapat menyebabkan efek samping yang serius bila digunakan jangka panjang, jadi mereka hanya digunakan untuk mengobati gejala asma parah.
  • Dekongestan. Obat-obat ini tersedia dalam over-the-counter (OTC) dan resep cairan, tablet dan semprot hidung. Contoh dekongestan OTC oral termasuk Sudafed dan Actifed. Semprotan hidung termasuk phenylephrine (Neo-Synephrine) dan oxymetazoline (Afrin). Obat-obat ini umumnya hanya dilakukan untuk beberapa hari di sebagian besar, kalau mereka dapat menyebabkan kemacetan pengembalian yang lebih berat (kongesti rebound).
  • Lebih dari penghilang rasa sakit-the-counter seperti aspirin, asetaminofen (Tylenol, orang lain) atau ibuprofen (Advil, Motrin, orang lain). Karena resiko sindrom Reye's - penyakit berpotensi mengancam jiwa - tidak pernah memberikan aspirin kepada anak-anak.
  • Aspirin desensitisasi pengobatan, jika Anda memiliki reaksi terhadap aspirin yang menyebabkan sinusitis. Namun, perawatan ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti pendarahan usus atau serangan asma parah.

Antibiotik
Antibiotik kadang-kadang diperlukan untuk sinusitis jika Anda memiliki infeksi bakteri. Namun, sinusitis kronis biasanya disebabkan oleh sesuatu yang lain dari bakteri dan antibiotik tidak akan membantu.

Antibiotik digunakan untuk mengobati sinusitis kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri termasuk amoksisilin (Amoxil, Trimox, orang lain), doxycycline (Doryx, Monodox, orang lain) atau obat kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol (Bactrim, Septra, orang lain). Jika infeksi tidak berkurang atau jika sinusitis datang kembali, dokter mungkin mencoba antibiotik yang berbeda.

Jika dokter Anda tidak meresepkan antibiotik, itu penting untuk mengambil seluruh kursus pengobatan. Secara umum, ini berarti Anda harus membawa mereka selama 10 sampai 14 hari atau lebih lama lagi - bahkan setelah gejala Anda menjadi lebih baik. Jika Anda berhenti mengambil mereka lebih awal, gejala Anda mungkin kembali.

Imunoterapi
Jika alergi berkontribusi sinusitis Anda, alergi tembakan (immunotherapy) yang membantu mengurangi reaksi tubuh terhadap alergen yang spesifik dapat membantu mengatasi kondisi tersebut.

Operasi
Dalam kasus yang terus menolak perawatan atau pengobatan, pembedahan sinus endoskopik dapat menjadi pilihan. Untuk prosedur ini, dokter menggunakan endoskopi, tabung tipis fleksibel dengan lampu terpasang, untuk mengeksplorasi bagian-bagian sinus Anda. Lalu, tergantung pada sumber obstruksi, dokter dapat menggunakan berbagai alat untuk menghapus jaringan atau mencukur lagi untuk polip yang menyebabkan hidung tersumbat. Memperbesar bukaan sempit sinus juga bisa menjadi pilihan untuk mempromosikan drainase.
untuk terapi di rumah

  • Istirahat yang cukup. Ini akan membantu tubuh Anda melawan infeksi dan pemulihan kecepatan.
  • Minum banyak cairan, seperti air atau jus. Ini akan membantu mencairkan sekresi mukosa dan meningkatkan drainase. Hindari minuman yang mengandung kafein atau alkohol, karena mereka bisa dehidrasi. Minum alkohol juga dapat memperburuk pembengkakan selaput sinus dan hidung.
  • Uap rongga sinus Anda. Menggantungkan handuk di kepala Anda saat Anda menghirup uap dari semangkuk air panas. Jauhkan uap diarahkan ke wajah Anda. Atau mandi panas, menghirup udara, hangat lembab. Hal ini akan membantu meringankan rasa sakit dan membantu menguras lendir.
  • Terapkan kompres hangat untuk wajah Anda. Tempat yang hangat, handuk basah di sekitar hidung, pipi dan mata untuk mengurangi nyeri wajah.
  • Bilas keluar lubang hidung Anda. Gunakan botol yang dirancang khusus meremas (Sinus Bilas, orang lain), lampu jarum suntik atau neti pot untuk membilas lubang hidung Anda. Rumah obat ini, disebut lavage nasal, dapat membantu membersihkan sinus Anda.
  • Tidur dengan kepala ditinggikan. Hal ini akan membantu mengeringkan sinus Anda.

Sumber:

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100413012133AAQ2MGb

Sinusitis dan Komplikasinya


Hati-hati lho, bila anak terkena pilek yang tak kunjung sembuh.
Segera periksakan ke dokter !

Apa, sih, sinusitis? Menurut Dr. Mohamad Djoko Waspodo, Sp.THT, dari RS International Bintaro, sinusitis merupakan penyakit infeksi yang mengenai sinus paranasal, yaitu rongga-rongga di sekitar hidung.

Sinusitis terjadi akibat komplikasi dari penyakit jalan nafas atas. Konon, penyakit ini merupakan penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia. Yang dimaksud dengan jalan nafas atas adalah hidung, tenggorokan, dan telinga. Sedangkan yang dimaksud jalan nafas bawah adalah paru-paru.

Sinusitis melatarbelakangi penyakit-penyakit lain seperti congek, sesak nafas/bronkhitis kronis, serta infeksi lambung kronis/gastritis kronis.


MUDAH MENYERANG ANAK

Sinusitis mudah menyerang anak-anak yang daya tahan tubuhnya kurang baik atau anak dengan gejala alergi yang menonjol sehingga mudah terjangkit batuk-pilek. Umumnya setelah menderita influenza, anak akan terkena komplikasi sinusitis.

Sinusitis terjadi sebagai akibat dari kesembaban selaput lendir hidung karena adanya infeksi virus influenza. Sehingga menimbulkan gangguan drainase (proses pengeringan lendir) hidung dan sinus. "Lendir menjadi tertahan, tak terbuang dengan baik, sehingga menimbulkan terjadinya infeksi bakteri yang bisa berlanjut menjadi sinusitis."

Infeksi yang terjadi di daerah sinus/rongga sekitar hidung ini akan menimbulkan gejala penyakit di sekitar hidung pula. Di sekitar hidung sendiri terdapat 4 pasang sinus paranasal. Yaitu, sinus maksila yang berada di pipi, sinus frontal di dahi, sinus etmoid di dekat mata, dan di belakang sinus etmoid terdapat sinus sfenoid.

Gejala sinusitis ditandai oleh rasa sakit di daerah dahi atau sebelah kepala. Juga terasa sakit di belakang kepala bila tengah berkonsentrasi. Selain itu akan keluar banyak dahak, terutama di pagi hari sewaktu menyikat gigi.


KRONIS SETELAH 3 BULAN

Jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, setelah berlangsung 3 bulan, penyakit ini menjadi kronis. "Disebut kronis apabila timbul jaringan/polip pada sinus. Dengan timbul polip, hidung akan menjadi tersumbat dan muncul gangguan drainase. Akibatnya, pilek tak kunjung sembuh. Lendirnya turun ke tenggorokan dengan warna seperti susu." Tak heran jika kemudian si penderita sering mengeluarkan dahak. "Sementara dahak ini mengandung infeksi. Jadi, jelas berbahaya."

Komplikasi akibat sinusitis, terutama radang telinga tengah kronis yang dikenal dengan congek/kopok. "Hal ini terjadi akibat lendir masuk ke telinga, sehingga menjadi radang telinga tengah," terang Djoko. Gejala awalnya biasanya ditandai dengan menaiknya suhu badan anak dan memerahnya gendang telinga pendengarannya.

Congek yang tak kunjung sembuh bisa mengakibatkan tuli konduktif. Komplikasi ini terutama terjadi pada anak-anak karena jarak antara telinga dengan hidung pada anak relatif lebih pendek, sementara saluran yang menghubungkannya pun relatif lebih besar. Dengan demikian memudahkan penjalaran infeksi dari hidung ke telinga.

Komplikasi yang lebih fatal adalah terjadinya komplikasi ke selaput otak yang dikenal dengan radang selaput otak (meningitis). "Jika sudah ke taraf ini bisa membawa kematian." Gejalanya antara lain, muntah dan kejang-kejang.

Komplikasi lainnya adalah terjadinya radang saluran bronkhus kronis. Radang ini terjadi karena dahak masuk ke paru-paru, sehingga membuat si anak sesak nafas dan pusing. Hal ini bisa terjadi karena kelenjar adenoid/amandel, yaitu kelenjar getah bening yang terdapat di belakang hidung pada anak masih besar.

"Biasanya makin besar si anak maka kelenjar adenoidnya makin mengecil," jelas Djoko. Bila adenoid membesar, secara otomatis pembuangan lendir dari sinus akan terganggu.

Komplikasi bronkhus ini sering terjadi. Dikenal dengan istilah sino-bronkhitis, yaitu suatu penyakit radang sinus kronis yang mengakibatkan terjadinya bronkhitis kronis. Di mana radang bronkhus yang tak mau sembuh akibat tertular dengan sekret dari sinus.


PENCEGAHAN

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah sinusitis? "Jangan biarkan anak terserang flu." Bila terkena flu, segera diberikan pengobatan yang layak.

"Pada penderita flu, biasanya mendapat antibiotika dari dokter. Nah, yang sering terjadi kemudian, infeksi belum tuntas, obat sudah dihentikan. Hal ini bisa menyebabkan infeksi sinus menjadi kronis dan mudah menjadi kambuh apabila suatu ketika penderita tersebut terkena infeksi virus influenza."

Karena itu pemberian obat harus adekuat, cukup lama, dan dengan dosis tepat. Jika tidak, penyakit ini tak jua sembuh dalam waktu lama walaupun sudah memperoleh antibiotika yang adekuat. "Hal ini karena timbul jaringan polypoid yang menghalangi drainase atau menyumbat drainase sinus sehingga memudahkan terjangkitnya kembali sinusitis yang pernah menginfeksi sinusnya," jelas Djoko.

Harus diingat pula, untuk menghindarkan sinusitis berarti kita harus menghindari proses infeksi atau radang pada saluran pembuangan lendir. Radang itu bermula dari adanya sumbatan oleh sekat hidung bengkok dan alergi terhadap suatu zat alergen, misalnya alergi debu rumah yang mengandung sisa-sisa tungau atau udara yang dingin.

"Zat-zat alergen mengakibatkan pembengkakan mukosa hidung. Dan kemudian produksi lendir yang kental mengakibatkan terjadinya sumbatan, yang mengganggu drainase dan menjadi infeksi," ujar Djoko.

Sumbatan juga diakibatkan oleh pembesaran adenoid. Kadang-kadang adenoid ini tetap membesar. Inilah yang menimbulkan gangguan. "Sehingga untuk menghindarkan terjadinya sinusitis usahakan supaya keadaan itu tidak terjadi. Bila amandel itu terkena infeksi dan menjadi panas, artinya sering kambuh selama lima kali setahun sebaiknya amandelnya dibuang saja," kata Djoko.


PENGOBATAN

Sinus bisa ditanggulangi dengan cara operasi. Terlebih lagi dengan munculnya teknik-teknik operasi baru yang mempergunakan peralatan canggih seperti endoscope dan microscope dengan hasil yang lebih baik.

Yang perlu diingat, terang Djoko, "Operasi sinus tak perlu ditakutkan karena tak menimbulkan rasa sakit seperti operasi sinus sebelum era endoscopy." Selain itu, dalam operasi ini juga akan dilakukan bius total maupun lokal.

Endoscopy adalah suatu alat kecil panjang menggunakan lensa, semacam kamera yang dilengkapi dengan lampu untuk melihat, seperti penglihatan miksroskopik. Alat tersebut bisa didekatkan pada objek yang akan dioperasi dan bisa melihat sesuatu yang terhalang benda lain. "Alat tersebut dimasukkan ke dalam hidung, saluran yang sempit dan mempersiapkan pandangan yang cukup untuk bisa mengoreksi atau mengoperasi sehingga bisa memperbaiki penyumbatan, membuka atau menambal, serta menyumbat kembali dan mengatasi perdarahan yang terjadi."

Operasi dilakukan dengan metode FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery) yang sama sekali tak menyakitkan. "Diagnosa dilakukan melalui foto rontgen dan juga dilakukan pemeriksaan kondisi kesehatan lewat pemeriksaan darah, urine, dan dilakukan check up foto dada dan rekam jantung."

Pada waktu dilakukan bius total, penderita juga disuntik bius lokal sehingga saat tersadar tak akan merasa sakit. Penyumbatan hidung dilakukan hanya pada saluran pembuangan lendir sinus, dengan tali pada sumbatannya untuk memudahkan pencabutan.

Penderita pun tetap leluasa bernafas menggunakan hidung dan tak perlu disedot karena penderita bisa membuang ingus sendiri bila merasa tersumbat. Pada waktu mencabut tampon, sebelumnya juga akan diberikan suntikan melalui alat yang dipasang pada waktu penderita pertama kali mau dilakukan bius total. "Dengan demikian penderita tak merasakan sakit akibat jarum suntikan. Suntikan yang diberikan sebelum mencabut tampon adalah obat anti perdarahan dan obat anti sakit."

Dengan dilakukan prosedur operasi seperti ini maka sakit kepala, sakit belakang kepala, sakit tenggorok, dan gangguan karena sinusitis akan segera tuntas.

Selain itu, operasi pada anak tak bisa terlalu radikal. Dalam arti banyak mengambil jaringannya. Karena mereka dalam taraf pertumbuhan. "Jadi, ada syarat-syarat tertentu. Agar anak bisa tumbuh dan pembuangan lendir itu tetap terjaga kondisinya," jelas Djoko.

Penting diketahui, pengobatan semacam gurah sangat tidak dianjurkan. "Karena prosesnya dengan memasukkan suatu zat ke dalam hidung. Itu, kan, bisa merusak silia dan bagian-bagian lainnya. Jadi, pengobatannya tak bisa sembarangan."


Sumber:

http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg07456.html

Rabu, 07 April 2010

DEVIASI SEPTUM NASAL (Pergeseran Dinding Hidung)

Oleh: Taufik Abidin

Pendahuluan

Trauma hidung banyak terjadi akibat kecelakaan yang bersifat tumpul, sehingga beresiko mengakibatkan berbagai macam komplikasi misalnya infeksi, obstruksi hidung, jaringan parut dan fibrosis, deformitas sekunder, sinekia, hidung pelana, obstruksi duktus nasoolakrimalis, dan perforasi hidung. Berdasarkan waktu, trauma hidung terbagi atas trauma baru, dimana kalus belum terbentuk sempurna; dan trauma lama, bila kalus sudah mengeras. Berdasarkan hubungan dengan telinga luar, ada yang disebut trauma terbuka dan trauma tertutup. Arah trauma menentukan kerusakan yang terjadi, misalnya bila trauma datang dari lateral, akan terjadi fraktur tulang hidung ipsilateral jika ringan, sedangkan trauma yang berat akan menyebabkan deviasi septum nasi dan fraktur tulang hidung kontralateral.

Septum hidung merupakan bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri. Septum nasi berfungsi sebagai penopang batang hidung (dorsum nasi). Septum nasi dibagi atas dua daerah anatomi antara lain bagian anterior, yang tersusun dari tulang rawan quadrangularis; dan bagian posterior, yang tersusun dari lamina perpendikularis os ethmoidalis dan vomer.

Dalam keadaan normal, septum nasi berada lurus di tengah tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum dapat menyebabkan obstruksi hidung jika deviasi yang terjadi berat. Kecelakaan pada wajah merupakan faktor penyebab deviasi septum terbesar pada orang dewasa.

Gejala yang paling sering timbul dari deviasi septum ialah kesulitan bernapas melalui hidung. Kesulitan bernapas biasanya pada satu hidung, kadang juga pada hidung yang berlawanan. Pada beberapa kasus, deviasi septum juga dapat mengakibatkan drainase sekret sinus terhambat sehingga dapat menyebabkan sinusitis.

Pada kasus di bawah ini, deviasi septum yang terjadi akibat trauma tumpul dan gejala yang dialami pasien masih ringan sehingga pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik.

Definisi

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari septum nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh.

Deviasi septum dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu:
  1. Tipe I; benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara.
  2. Tipe II; benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun masih belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna.
  3. Tipe III; deviasi pada konka media (area osteomeatal dan turbinasi tengah).
  4. Tipe IV, “S” septum (posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya).
  5. Tipe V; tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain masih normal.
  6. Tipe VI; tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri.
  7. Tipe VII; kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I-tipe VI.

Bentuk-bentuk dari deformitas hidung ialah deviasi, biasanya berbentuk C atau S; dislokasi, bagian bawah kartilago septum ke luar dari krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung; penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina; sinekia, bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya.

Etiologi
Penyebab deviasi septum nasi antara lain trauma langsung, Birth Moulding Theory (posisi yang abnormal ketika dalam rahim), kelainan kongenital, trauma sesudah lahir, trauma waktu lahir, dan perbedaan pertumbuhan antara septum dan palatum.

Faktor resiko deviasi septum lebih besar ketika persalinan. Setelah lahir, resiko terbesar ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung (tinju, karate, judo) dan tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.
Diagnosis
Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada batang hidungnya. Namun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan diagnosisnya. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan septum ke arah deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil pemeriksaan bisa normal.

Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian, dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.

Gejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan hidung yang unilateral atau juga bilateral. Keluhan lain ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. Selain itu, penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum.

Penatalaksanaan

  • Analgesik. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
  • Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.
  • Pembedahan.
    • Septoplasti.
    • SMR (Sub-Mucous Resection).
Komplikasi

Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang hidung sempit, yang dapat membentuk polip.


Sumber:

http://tht-fkunram.blogspot.com/2009/02/deviasi-septum-nasal-pergeseran-dinding.html

Septum Deviasi




Oleh : Muhammad al-Fatih II

Deviasi septum nasi adalah kelainan bentuk septum nasi akibat trauma dan pertumbuhan tulang rawan yang tidak seimbang. Bentuk septum nasi yang normal adalah lurus dan berada di tengah rongga hidung kecuali septum nasi orang dewasa yang tidak lurus sempurna.

Trauma merupakan penyebab terbanyak deviasi septum nasi. Trauma bisa saja kita alami sesudah lahir, selama partus dan masa janin intrauterin. Ketidakseimbangan pertumbuhan tulang rawan septum nasi yang terus tumbuh dapat pula menyebabkan deviasi septum nasi dimana pada saat bersamaan batas atas dan batas bawah septum nasi telah menetap.

Deviasi septum nasi yang ringan tidak menimbulkan gangguan. Gangguan dapat terjadi pada deviasi septum nasi yang cukup berat. Fungsi hidung akan terganggu dan lama-kelamaan bisa menyebabkan komplikasi.

Ada 4 bentuk deformitas septum nasi, yaitu :

a. Deviasi. Deviasi septum nasi berbentuk huruf C dan S.
b. Dislokasi. Bagian bawah tulang rawan septum nasi keluar dari krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung.
c. Penonjolan. Penonjolan tulang dan kartilago septum nasi berbentuk krista dan spina. Bentuk krista berupa penonjolan yang memanjang dari depan ke belakang. Bentuk spina berupa penonjolan yang runcing dan pipih.
d. Sinekia. Sinekia merupakan pertemuan dan perlekatan antara deviasi atau krista septum nasi dengan konka nasi yang berada di hadapannya sehingga makin memperberat obstruksi nasi.
Terapi deviasi septum nasi kita sesuaikan dengan keadaan pasien. Apakah deviasi tersebut menimbulkan keluhan yang nyata buat pasien ? Jika tidak ada gejala atau keluhan pasien sangat ringan, kita tidak perlu melakukan koreksi septum nasi. Jika ada keluhan yang nyata maka tindakan koreksi septum nasi perlu kita lakukan.


Tindakan operatif deviasi septum nasi, yaitu :

Reseksi submukosa septum nasi (Submucous Septum Resection/SMR).
Septoplasti atau reposisi septum nasi.


Sumber:

http://hennykartika.wordpress.com/category/hidung/page/2/

Epitaksis / Perdarahan Hidung

Defenisi

Perdarahan dari hidung. Sering ditemukan sehari-hari, hampir sebagian besar dapat berhenti sendiri. Harus diingat epitaksis bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu kelainan.

Etiologi
Seringkali epitaksis timbul spontan tanpa dapat ditelusuri penyebabnya, tetapi terkadang epitaksis ditimbulkan oleh trauma. Berbagai penyebab epitaksis dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu lokal dan sistemik. Penyebab lokal yang tersering adalah Trauma, infeksi, neoplasma dan kelainan kongenital. Penyebab lainnya adalah kelainan sitemik, seperti penyakit jantung, kelainan darah, infeksi, perubahan tekanan atmosfer dan gangguan endokrin.
Trauma

Perdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan ingus secara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti terpukul, jatuh atau kecelakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan.
Infeksi

Infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau sinusitis juga dapat menyebabkan perdarahan hidung.
Neoplasma

Hemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala epitaksis.
Kongenital

Penyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis hemoragik herediter
Penyakit kardiovaskular

Hipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung seperti arteriosklerosis, sirosis, sifilis dan penyakit gula dapat menyebabkan terjadinya epitaksis karena pecahnya pembuluh darah.
Kelainan Darah

Trombositopenia, hemophilia, dan leukemia
Infeksi sistemik

Demam berdarah, Demam tifoid, influenza dan sakit morbili
Perubahan tekanan atmosfer

Caisson disease (pada penyelam)

Gejala dan Tanda
Perdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang bersangkutan.
Epitaksis berat, walaupun jarang merupakan kegawatdaruratan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat berakibat fatal jika tidak cepat ditolong. Sumber perdarahan dapat berasal dari depan hidung maupun belakang hidung. Epitaksis anterior (depan) dapat berasal dari pleksus kiesselbach atau dari a. etmoid anterior. Pleksus kieselbach ini sering menjadi sumber epitaksis terutama pada anak-anak dan biasanya dapat sembuh sendiri.

Epitaksis posterior (belakang) dapat berasal dari a. sfenopalatina dan a etmoid posterior. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit jantung.

Beberapa pemeriksaan yang diperlukan adalah Pemeriksaan darah Lengkap dan Fungsi Hemostasis

Penatalaksanaan
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epitaksis adalah
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi yang timbul akibat perdarahan seperti syok atau infeksi
Mencegah berulangnya epitaksis

Jika pasien dalam keadaan gawat seperti syok atau anemia lebih baik diperbaiki dulu keadaan umum pasien baru menanggulangi perdarahan dari hidung itu sendiri.

Menghentikan perdarahan
Menghentikan perdarahan secara aktif dengan menggunakan kaustik atau tampon jauh lebih efektif daripada dengan pemberian obat-obat hemostatik dan menunggu darah berhenti dengan sendirinya. Jika pasien datang dengan perdarahan maka pasien sebaiknay diperiksa dalam keadaan duduk, jika terlalu lemah pasien dibaringkan dengan meletakan bantal di belakang punggung pasien.

Sumber perdarahan dicari dengna bantuan alat penghisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah , kemudian dengan menggunakan tampon kapas yang dibasahi dengan adrenalin 1/ 10000 atau lidokain 2 % dimasukan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan atau mengurangi nyeri, dapat dibiarkan selama 3 -5 menit
Perdarahan Anterior

Dapat menggunakan alat kaustik nitras argenti 20-30% atau asam triklorasetat 10% atau dengan elektrokauter. Bila perdarahan masih berlangsung maka dapat digunakan tampon anterior (kapas dibentuk dan dibasahi dengan adrenalin +Vaseline) tampon ini dapat digunakan sampai 1-2 hari.
Perdarahan Posterior

Perdarahan biasanya lebih hebat dan lebih sukar dicari, dapat dilihat dengan menggunakan pemeriksaan rhinoskopi posterior. Untuk mengurangi perdarahan dapat digunakan tampon Beelloqk

Mencegah komplikasi, sebagai akibat dari perdarahan yang berlebihan, dapat terjadi syok atau anemia, turunya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan infark serebri, insufisiensi koroner, atau infark miokard, sehingga dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini harus segera diberi pemasangan infus untuk membantu cairan masuk lebih cepat. Pemberian antibiotika juga dapat membantu mencegah timbulnya sinusitis, otitis media akibat pemasangan tampon.


Sumber:

http://hennykartika.wordpress.com/category/hidung/

Kriteria Rinosinusitis Akut dan Kronik pada Anak dan Dewasa

Tabel 1. Kriteria Rinosinusitis Akut dan Kronik pada Anak dan Dewasa Menurut International Conference on Sinus Disease 1993 & 2004. Disarikan dari : Kennedy DW14 dan Meltzer15.


KRITERIA

RINOSINUSITIS AKUT

RINOSINUSITIS KRONIK



Dewasa

Anak

Dewasa

Anak

1.

Lama Gejala dan Tanda

<>

minggu

<>

> 12

minggu

> 12

minggu

2.

Jumlah episode serangan akut, masing-masing berlangsung minimal 10 hari

<>

<>

> 4 kali / tahun

> 6 kali / tahun

3.

Reversibilitas mukosa

Dapat sembuh sempurna dengan pengobatan medikamentosa

Tidak dapat sembuh sempurna dengan pengobatan medikamentosa




Sumber:

http://hennykartika.wordpress.com/category/hidung/

Rinitis Alergi

Oleh : Muhammad al-Fatih II

Rinitis alergi menurut WHO (2001) adalah kelainan pada hidung setelah mukosa hidung terpapar oleh alergen yang diperantarai oleh IgE dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal pada hidung dan hidung tersumbat.

Klasifikasi rinitis alergi, yaitu :

Rinitis alergi intermitten (kadang-kadang). Gejalanya 4 hari per minggu atau 4 minggu

sebaliknya yang persisten > 4 hari per minggu atau > 4 minggu

Rinitis alergi ringan. Tidak mengganggu aktivitas harian, tidur, bersantai, olahraga, belajar & bekerja.
Rinitis alergi sedang & berat. Mengganggu 1 atau lebih aktivitas tersebut.

Gejala klinik rinitis alergi, yaitu :

  • Bersin patologis. Bersin yang berulang lebih 5 kali setiap serangan bersin.
  • Rinore. Ingus yang keluar.
  • Gangguan hidung. Hidung gatal dan rasa tersumbat. Hidung rasa tersumbat merupakan gejala rinitis alergi yang paling sering kita temukan pada pasien anak-anak.
  • Gangguan mata. Mata gatal dan mengeluarkan air mata (lakrimasi).
  • Allergic shiner. Perasaan anak bahwa ada bayangan gelap di daerah bawah mata akibat stasis vena sekunder. Stasis vena ini disebabkan obstruksi hidung.
  • Allergic salute. Perilaku anak yang suka menggosok-gosok hidungnya akibat rasa gatal.
  • Allergic crease. Tanda garis melintang di dorsum nasi pada 1/3 bagian bawah akibat kebiasaan menggosok hidung.
  • Diagnosis rinitis alergi, yaitu :

    • Anamnesis.
    • Seringkali serangan rinitis alergi tidak terjadi di hadapan pemeriksa.

    • Rinoskopi anterior.
    • Terlihat mukosa hidung edema, basah & berwarna pucat (livid), dan banyak sekret encer.

    • Nasoendoskopi.
  • Sitologi hidung.
  • Kita dapat menemukan banyak eosinofil (menunjukkan alergi inhalan), basofil 5 sel/lap (menunjukkan alergi ingestan), dan sel PMN (menunjukkan infeksi bakteri).

  • Hitung eosinofi
  • l. Menggunakan darah tepi. Hasilnya bisa normal & meningkat.
    Jenis tes diantaranya prist-paper radio immunosorbent test untuk memeriksa IgE total; radio immunosorbent test (RAST) & enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) test keduanya untuk memeriksa IgE spesifik.
    Uji kulit.
    Untuk mencari alergen penyebab secara invivo
    Jenisnya skin end-point tetration/SET (uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri), prick test (uji cukit), scratch test (uji gores), challenge test (diet eliminasi dan provokasi) khusus untuk alergi makanan (ingestan alergen) dan provocative neutralization test atau intracuteneus provocative food test (IPFT) untuk alergi makanan (ingestan alergen).

    Terapi rinitis alergi, yaitu :

    Hindari kontak & eliminasi. Keduanya merupakan terapi paling ideal. Hindari kontak dengan alergen penyebab (avoidance). Eliminasi untuk alergen ingestan (alergi makanan).
    Simptomatik. Terapi medikamentosa yaitu antihistamin, dekongestan dan kortikosteroid.
    Operatif. Konkotomi merupakan tindakan memotong konka nasi inferior yang mengalami hipertrofi berat. Lakukan setelah kita gagal mengecilkan konka nasi inferior menggunakan kauterisasi yang memakai AgNO3 25% atau triklor asetat.
    Imunoterapi. Jenisnya desensitasi, hiposensitasi & netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasi membentuk blocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan. Netralisasi tidak membentuk blocking antibody dan untuk alergi ingestan.

    Komplikasi rinitis alergi,
    yaitu :

    • Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung.
    • Otitis media. Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien anak-anak.
    • Sinusitis paranasal.
    • Otitis media dan sinusitis paranasal bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung sehingga menghambat drainase.


    Sumber:

    http://hennykartika.wordpress.com/category/hidung/page/2/

    Senin, 22 Maret 2010

    Sinusitis karena Alergi


    Coba sentuh bagian pipi, dekat mata, dan dahi Anda. Bila di- rontgen, Anda akan melihat rongga pada ketiga bagian tersebut. Rongga tersebut dinamakan sinus paranasalis atau biasa disebut sinus.

    Rongga itu berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Fungsinya adalah untuk membantu resonansi suara, membantu keseimbangan kepala, meredam perubahan tekanan udara dan kelembaban udara, serta membantu memproduksi lendir untuk membersihkan rongga-rongga hidung.

    Lalu, pernahkah Anda mendengar istilah sinusitis? Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus itu. Berdasarkan lamanya penyakit, sinusitis dibedakan menjadi tiga, yakni akut (kurang dari 4 minggu), sub-akut (4 sampai 12 minggu), dan kronis (lebih dari 12 minggu). Sedangkan berdasarkan jenis peradangannya, sinusitis dibedakan atas infeksi dan non infeksi. Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus, walau beberapa kasus disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh alergi dan iritasi bahan bahan kimia.

    Jenis alergi yang dapat menyebabkan sinus adalah rhinitis alergika (alergi hidung). Alergi ini diakibatkan oleh debu, makanan, udara/cuaca dingin, bau-bauan seperti aroma wewangian pada parfum dan tumbuhan. Bila hidung Anda terkontaminasi oleh faktor allergen (penimbul alergi) tersebut, maka Anda akan bersin-bersin dan mengeluarkan lendir hidung. Sayangnya, bersin dan lendir itu juga disertai dengan sembabnya lapisan mukosa hidung yang membuat rongga hidung tersumbat. Karena muara sinus tertutup, maka cairan sinus (ingus) itu tidak dapat dibuang. Tertahannya cairan ingus inilah yang menyebabkan sinusitis.

    Terkadang ditemui pula gejala sesak napas. Gejala ini dikarenakan cairan atau lendir yang bersarang di daerah rongga hidung telah menyebar ke daerah saluran pernapasan dan bisa menyebabkan penyakit asma.

    Gejala umum sinusitis adalah lesu, sakit kepala bagian depan, mata terasa berat, hidung terasa sakit, rasa penuh/berat sekitar rongga hidung yang sering disertai dengan pembengkakan dan merah pada pipi, serta suara menjadi sengau.

    Sinusitis jika diobati secara dini dengan pengobatan yang tepat akan mampu sembuh dengan baik. Maka, bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Bisa saja Anda didiagnosis mengidap sinusitis, walau tidak tertutup kemungkinan masih berada di tahap rhinitis alergika. Umumnya, Anda akan menjalani rontgen sinus paranasalis untuk memastikan diagnosis sinusitis.

    Bila diagnosis sinusitis telah dipastikan, umumnya ada tiga tahap pengobatan yang diberikan. Tahap pertama adalah pengobatan dengan mengonsumsi antihistamin dan antibiotik. Bisa pula ditambah dekongestan untuk mengurangi hidung mampet. Bila tidak ada perubahan, akan dilakukan fisioterapi. Operasi adalah pilihan terakhir bila dua tahap sebelumnya tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

    Untuk sinusitis karena alergi, akan sangat bijaksana bila Anda menjaga kebersihan lingkungan Anda sekaligus mengonsumsi High-Desert Aller Bee-Gone. Bahkan bila Anda masih berada dalam tahap rhinitis alergika. Produk tersebut mengandung berbagai jenis herbal yang dengan cepat membantu meredakan reaksi alergi. Produk ini juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyebab alergi. Dengan demikian, alergi akan be gone, alias menghilang.


    Sumber:

    http://www.hdindonesia.com/info-kesehatan/sinusitis-itu-karena-alergi

    Pilek dan Alergi bisa menyebabkan Sinusitis


    Setiap orang pasti sudah pernah mengalami yang namanya pilek dan ini bisa menyerang kepada siapapun setiap waktu. Biasanya keluhan yang dirasakan adalah hidung tersumbat, bersin-bersin dan bahkan bisa mengeluarkan cairan yang encer atau kental.

    Ketika orang diserang pilek yang timbul tiba-tiba tersebut, tanpa diobatipun kadang bisa sembuh dan penyebabnya tidak diketahui. Ada pula yang terjadi beberapa kasus pilek terjadi berlangsung cukup lama, yang menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Apakah sebenarnya terjadi terhadap orang diserang pilek yang merupakan hal sudah dianggap biasa-biasa saja atau sudah lumrah itu?

    Penyakit ini timbul bisa disebabkan oleh kontak dengan sesuatu bahan atau zat yang dihirup, dimakan, kontak kulit maupun disuntikan dan ini akan menyebabkan tubuh bereaksi dan membentuk zat anti dan menimbulkan respon berlebihan atau yang disebut alergi. Gejala inilah orang mulai diserang pilek atau orang menyebutnya rhinitis. Kalau pilek hanya berlangsung beberapa hari saja dan singkat mungkin belum begitu masalah, tetapi yang menjadi masalah kalau pilek berlangsung yang sifatnya menahun. Bila hal ini terjadi terus menerus akan menimbulkan efek peradangan yang terjadi di sinus, ini timbul akibat alergi atau infeksi virus, jamur, atau bakteri atau akibat dari alergi debu dan sari bunga. Sementara gejala sinusitis kronis pada dasarnya agak mirip dengan pilek seperti nyeri di pipi atau tempat lain, batuk serta banyak terdapat lendir di tenggorokan karena sudah kronis dan iritasi bahkan hidung tersumbat apalagi kalau situasi cuaca berubah-ubah.

    Pilek menahun ini merupakan gejala dari sinusitis yang memang mirip pilek, sehingga orang masih kurang menyadari bahwa pilek terebut juga sinusistis, karena penyebab nya sinusitis adalah pilek terutama pilek yang menahun. Kalau sejak dini dengan pengobatan yang tepat dan benar, mungkin akan bisa disembuhkan dengan baik dan terhindar dari berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya kembali pilek menahun..

    Bagaimana langkah awal agar pilek menahun atau Rhinitis alergi ini bisa dikurangi atau dihindari dengan cara sederhana berikut :

    1. Dengan olah raga yang teratur secara rutin di pagi hari serta melatih pernafasan. akan lebih baik
    2. Banyaklah minum air putih setiap hari
    3. Hindari faktor penyebab dan pencetus dari timbulnya gejala seperti debu atau sari bunga, bulu binatang, bau-bau yang menyengat dan lain-lain.
    4. Pergilah ke dokter bila terjadi komplikasi yang timbul dengan meneyrang pada bagian telinga yang terasa penuh atau infeksi.
    5. Merubah gaya hidup dengan menjaga pola makan dan menghindari makanan sebagai pencetus
    6. Gunakan obat untuk menghilangkan keluhan dan menstabilakn sel alergi seperti antihistamin, Loratadin, Desloratadin, dan lainnya, ketika keluhan hidung tersumbat, pilek, bersin, rasa gatal dimata, hidung atau telinga.
    Ada dua hal yang menyebabkan timbulnya rhinitis :

    1. Rhinitis Alergi
    2. Rinosinusitas
    Rhinitis Alergi merupakan gangguan kepekaan terhadap reaksi sensitivitas dari tubuh terhadap bahan atau benda-benda tertentu yang dapat menimbulkan keluhan tersebut (allergen). Ada dua jenis penyebab timbulnya Rhinitis alergi, yaitu rhinitis alergi musiman dan terus menerus. Hal yang bisa menimbulkan Rhinitis alergi musiman pada umumnya disebabkan adanya kontak dengan bahan yang allergen seperti misalnya debu, polusi udara atau asap, sedangkan rhinitis alergi terus menerus timbul yang disebabkan adanya kontak terus-menerus seperti debu rumah, debu perabot, bulu binatang peliharaan dan bau yang menyengat.

    Rinosinusitas adalah gangguan pada selaput hidung yang menyebabkan selaput atau mukosa dapat kembali normal atau tidak dapat kembali normal. Kedua penyebab itu memiliki perbedaan dalam ciri gangguan yang berlangsung masing-masing kurang dari 12 minggu dan lebih dari 12 minggu.Kedua penyebabnya adalah dari golongan rinosinusitas adalah berbagai macam yang biasanya disebabkan penyakit asma, alergi dan gangguan sistem kebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir, sedangkan Rinosinusitas yang akut dapat disebabkan oleh infeksi virus, jamur, peradangan menahun pada saluran hidung. Kedua penyakit ini pada umumnya terjadi bersamaan dan dapat menyerang pada semua usia. Related Posts with  Thumbnails


    Sumber: http://roza29.blogspot.com/2009/10/pilek-dan-alergi-bisa-menyebabkan.html

    Atasi Sinusitis dengan Herba Berkhasiat Obat


    Sinusitis adalah istilah kedokteran untuk infeksi sinus, yaitu rongga yang berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung.

    Ada beberapa jenis sinus, yaitu:
    - Sinus frontalis yang terletak di dahi
    - Sinus maksilaris terletak di dalam tulang pipi
    - Sinus etmoid terletak di belakang batang hidung di sudut mata
    - Sinus sfenoid terletak di belakang sinus etmoid

    Setiap sinus tersebut berhubungan dengan hidung untuk pertukaran udara dan sekresi (ingus). Hidung dan sinus dilapisi selaput lendir yang berhubungan satu sama lain.

    Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung.

    Sinus yang sehat berisi udara, selain adanya sekresi dari selaput lendirnya. Apabila aliran ke dalam hidung terhambat maka sekresinya menumpuk dan terperangkap bersama udara di dalam sinus dan menekan dinding sinus yang bertulang sehingga menimbulkan rasa nyeri.

    Sinusitis dapat terjadi secara akut, subakut, kronis, alergis atau hiperplastiks. Gejala sinusitis bervariasi tergantung pada tipe infeksinya. Gejala umumnya berupa hidung tersumbat dan adanya cairan ingus dari belakang hidung yang menetes ke hulu kerongkongan. Pada sinus alergi gejala utamanya adalah bersin-bersin, pengeluaran cairan terhambat, hidung terasa panas dan gatal. Infeksi sinus alergi berhubungan dengan alergi rhinitis (radang selaput lendir hidung).

    Pada infeksi sinus akut gejala utamanya selain hidung tersumbat juga diikuti ingusan sesudah 24 - 48 jam dan akhirnya mengeluarkan cairan nasal disertai nanah. Gejala lainnya yaitu badan terasa sakit, sakit tenggorokan dan pusing. Pada infeksi sinus sub akut gejalanya yaitu hidung tersumbat, tidak enak pada wajah, lelah, dan pengeluaran cairan nasal yang disertai nanah yang akan berakhir lebih dari 3 minggu setelah infeksi akut berakhir. Infeksi sinus kronis gejalanya serupa dengan infeksi sinus akut, kecuali pada infeksi kronis dapat menyebabkan keluarnya cairan dari hidung secara terus menerus dan disertai nanah. Pada infeksi sinus hiperplastik menyebabkan hidung tersumbat secara kronis dan sakit kepala.

    Nyeri pada sinusitis juga tergantung pada letak sinus yang sakit. Nyeri di dahi merupakan gejala khas sinusitis frontalis. Nyeri pada rahang atas dan gigi merupakan gejala infeksi sinus maksilaris. Infeksi sinus etmoid menimbulkan rasa nyeri di antara kedua mata, rasa nyeri kalau pinggiran hidung disentuh, hidung tersumbat dan tidak dapat mencium. Gejala sinusitis lainnya adalah nafas berbau tidak sedap

    Sinusitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan alergi berkepanjangan. Alergen yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas timbulnya serangan sinusitis.

    Meskipun sinusitis tidak dapat dicegah tetapi agar sinusitis tidak menjadi kronis, maka infeksi virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur. Hindari juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi. Jenis alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.

    Pengobatan sinusitis bertujuan untuk menghilangkan penyumbatan, mengeringkan cairan sinus hidung, serta menghilangkan infeksi dan rasa nyeri. Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis mempunyai efek antara lain sebagai antiradang atau anti-infeksi, menghilangkan nyeri, mengurangi sumbatan lendir dan melancarkan pernafasan. Berikut beberapa tumbuhan obat yang dapat digunakan :

    1.SAMBILOTO (Andrographis paniculata )
    Efek : antiradang, anti-infeksi, meredakan nyeri (analgetik)
    Cara pemakaian : 9-15 gram sambiloto kering direbus, diminum airnya. Untuk pemakaian luar dihaluskan lalu airnya diteteskan pada hidung.

    2.LIDAH BUAYA ( Aloe vera )
    Efek: antiradang, menghilangkan nyeri.
    Cara pemakaian : daun dikupas kulitnya, direbus, diminum. Untuk pemakaian luar diteteskan pada hidung.

    3.JAHE ( Zingiber officinale )
    Efek : pedas, hangat, melapangkan saluran nafas (mengurangi penyumbatan lendir), antiradang.

    4.SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens Back.)
    Efek : antiradang, melancarkan sirkulasi

    5.BAWANG PUTIH ( Allium sativum)
    Efek : antibiotik, menstimulasi sistem imun, melancarkan sirkulasi.

    6.KUNYIT (Curcuma longa L.)
    Efek : menghilangkan sumbatan, antibakteri dan antiradang.

    7.SEREH ( Andropogon citratus)
    Efek: melancarkan sirkulasi meridian dan darah, antiradang, menghilangkan rasa sakit.

    8.KRISAN (Chrysanthemum morifolium Ram.)
    Efek : penurun panas, antibiotik, antiradang, menurunkan tekanan darah dan membersihkan darah

    Berikut beberapa resep herbal yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis :

    Pemakaian Luar :
    Resep 1.
    Daun sambiloto segar dicuci bersih dan dihaluskan dan disaring airnya lalu diteteskan pada lubang hidung sebanyak 3 tetes. Lakukan 2-3 kali sehari secara teratur.

    Resep 2.
    Daun lidah buaya secukupnya di kupas kulitnya kemudian di jus. Teteskan jus lidah buaya ke dalam lubang hidung sebanyak 2 tetes. Lakukan 2-3 kali sehari secara teratur.

    Pemakaian dalam:
    Resep 1.
    10-15 gram sambiloto kering + 20 gram kunyit + 20 gram jahe + 90 gram daun lidah buaya (dikupas kulitnya) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, airnya diminum.

    Resep 2.
    15 gram pegagan kering + 15 gram ceplukan kering + 7-10 lembar daun sambung nyawa + 10 gram bunga krisan kering, direbus dengan 600 cc hingga tersisa 200 cc, disaring, airnya diminum.

    Catatan :
    pilih salah satu resep dan lakukan 2 kali sehari secara teratur. Ampasnya dapat diulang untuk 1 kali perebusan lagi.
    Gunakan periuk tanah, panci enamel atau panci kaca untuk perebusan, jangan menggunakan panci dari bahan logam.
    Untuk keluhan serius tetap konsultasi ke dokter.


    Sumber: http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Hembing&y=cybermed|0|0|8|82

    Alergi pada Bayi


    MANIFESTASI KLINIS YANG BERKAITAN DENGAN ALERGI PADA ANAK :

    · Sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (TERUTAMA MALAM DAN PAGI HARI siang hari hilang) sinusitis, bersin, mimisan. tonsilitis (amandel), sesak, suara serak.

    · Pembesaran kelenjar di leher dan kepala belakang bawah.

    · Sering lebam kebiruan pada kaki/tangan seperti bekas terbentur.

    · Kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Sering menggosok mata, hidung atau telinga. Kotoran telinga berlebihan.

    · Nyeri otot & tulang berulang malam hari. Sering kencing, Bed wetting (Ngompol)

    · Sering muntah , nyeri perut, SULIT MAKAN disertai berat badan kurang (biasanya setelah umur 4-6 bulan).

    · Sering sariawan, lidah sering putih/kotor nyeri gusi/gigi, mulut berbau, air liur berlebihan, bibir kering.

    · Sering Buang air besar (> 2 kali/hari), sulit buang air besar (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana.

    · Tidur larut malam/sering terbangun.

    · Kepala,telapak kaki/tangan sering teraba hangat.Sering berkeringat (berlebihan)

    · Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata, mata sering berkedip, memakai kaca mata sejak usia sangat muda (usia 6-12 tahun).

    · Gangguan hormonal : tumbuh rambut berlebihadi kaki/tangan, keputihan.

    · Sering sakit kepala, migrain.

    Manifestasi klinis yang sering dikaitkan dengan penderita alergi pada bayi :

    · GANGGUAN SALURAN CERNA : Sering muntah/gumoh, kembung,“cegukan”, sering buang angin, sering “ngeden /mulet”, sering REWEL / GELISAH/COLIK terutama malam hari), Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari, BERAK DARAH. Hernia Umbilikalis (pusar menonjol), Scrotalis, inguinalis (benjolan di selangkangan, daerah buah zakar atau pusar atau “turun berok”) karena sering ngeden sehingga tekanan di dalam perut meningkat.

    · Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau.

    · Lidah sering timbul putih (seperti jamur). Bibir tampak kering atau bibir bagian tengah berwarna lebih gelap (biru).

    · Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Bayi seperti ini beresiko sering batuk atau bila batuk sering lama (>7hari) dan dahak berlebihan )

    · Sesak bayi baru lahir disertai kelenjar thimus membesar (TRDN/TTNB). Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asthma sebelum usia prasekolah.

    · Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering tersedak

    · Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi.

    · Sering berkeringat (berlebihan)

    · Karena minum yang berlebihan atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur > 1tahun).


    Sumber :

    http://dranak.blogspot.com/2008/06/alergi-pada-bayi.html
    http://faridtitin.wordpress.com/2009/04/14/alergi-pada-bayi/#more-13

    Sinusitis pada Anak sering terjadi pada penderita Alergi


    Sinusitis berasal dari akar bahasa latinnya, akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinus adalah rongga berisi udara yang terdapat di sekitar rongga hidung. Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi) , sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalissinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi). Sinusitis adalah istilah kedokteran untuk infeksi sinus, yaitu rongga yang berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung. (terletak di dahi) dan

    Sinusitis (infeksi sinus) terjadi jika membran mukosa saluran pernapasan atas (hidung, kerongkongan, sinus) mengalami pembengkakan. Pembengkakan tersebut menyumbat saluran sinus yang bermuara ke rongga hidung. Akibatnya cairan mukus tidak dapat keluar secara normal. Menumpuknya mukus di dalam sinus menjadi faktor yang mendorong terjadinya infeksi sinus.

    Infeksi sinus yang berlangsung singkat disebut sinusitis akut. Gejalanya adalah sulit bernapas melalui hidung. Jika penderita menunduk ke depan, nyeri berdenyut akan terasa di sekitar wajah. Gejala lain adalah sakit kepala, demam atau batuk, dan perasaan bengkak di mata dan wajah.

    Sinusitis paling sering disebabkan oleh virus, misalnya virus common cold. Walaupun demikian, bakteri dan jamur juga dapat menjadi penyebab. Jika infeksi saluran pernapasan yang menyertai sinusitis berlangsung lebih dari 14 hari, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah bakteri, bukan virus.

    Secara klinis berdasarkan waktu timbulnya penyakit sinusitis dibagi atas :

    1. Sinusitis akut
    2. Sinusitis subakut
    3. Sinusitis Kronis

    Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis :

    • Infeksi berulang rinitis akut sering terjadi pada rinitis alergi (alergi hidung)
    • Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis
    • Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar

    Menurut loksinya dibagi bbeberapa jenis sinus, yaitu:

    • Sinus frontalis yang terletak di dahi
    • Sinus maksilaris terletak di dalam tulang pipi
    • Sinus etmoid terletak di belakang batang hidung di sudut mata
    • Sinus sfenoid terletak di belakang sinus etmoidSetiap sinus tersebut berhubungan dengan hidung untuk pertukaran udara dan sekresi (ingus). Hidung dan sinus dilapisi selaput lendir yang berhubungan satu sama lain.

    Sinus anak anda tidak akan berkembang sepenuhnya sebelum ia berusia 20 tahun. Namun, anak-anak dapat juga menderita infeksi sinus. Walaupun kecil, sinus maxiliari (dibelakang pipi) dan ethmoid (diantara mata) telah ada sejak lahir. Sinusitis sangat sulit di diagnosa pada anak-anak karena seringnya terjadi infeksi saluran pernafasan pada anak-anak dan gejalanya sangat sulit dibedakan. Tidak seperti demam atau alergi, sinusitis yang disebabkan oleh bakteri harus di diagnosa oleh dokter dan dilakukan perawatan dengan antibiotik untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang.

    Gejala infeksi sinus pada anak :

    • Demam yang berlangsung lebih dari 10-14 hari. Terkadang demam tidak terlalu tinggi.
    • Keluar lendir yang berwarna kuning kehijauan dari hidung.
    • Lelehan lendir dari hidung, kadang mengarah ke atau terlihat seperti sakit tenggorokan, batuk, nafas yang berbau, pusing dan atau muntah-muntah.
    • Sakit kepala, biasanya sebelum umur 6 tahun
    • Mudah tersinggung/ tidak senang atau kelelahan
    • Bengkak di sekitar mata

    Gejala sinusitis akut. Sinusitis akut memiliki gejala subjektif dan gejala objektif. Gejala subjektif bersifat sistemik dan lokal. Gejala sistemik berupa demam dan rasa lesu. Gejala lokal dapat kita temukan pada hidung, sinus paranasal dan tempat lainnya sebagai nyeri alih (referred pain). Gejala pada hidung dapat terasa adanya ingus yang kental & berbau mengalir ke nasofaring. Selain itu, hidung terasa tersumbat. Gejala pada sinus paranasal berupa rasa nyeri dan nyeri alih (referred pain).

    Gejala subjektif yang bersifat lokal pada sinusitis maksila berupa rasa nyeri dibawah kelopak mata dan kadang tersebar ke alveolus sehingga terasa nyeri di gigi. Nyeri alih (referred pain) dapat terasa di dahi dan depan telinga. Gejala sinusitis etmoid berupa rasa nyeri pada pangkal hidung, kantus medius, kadang-kadang pada bola mata atau dibelakang bola mata. Akan terasa makin sakit bila pasien menggerakkan bola matanya. Nyeri alih (referred pain) dapat terasa pada pelipis (parietal). Gejala sinusitis frontal berupa rasa nyeri yang terlokalisir pada dahi atau seluruh kepala. Gejala sinusitis sfenoid berupa rasa nyeri pada verteks, oksipital, belakang bola mata atau daerah mastoid.

    Gejala objektif sinusitis akut yaitu tampak bengkak pada muka pasien. Gejala sinusitis maksila berupa pembengkakan pada pipi dan kelopak mata bawah. Gejala sinusitis frontal berupa pembengkakan pada dahi dan kelopak mata atas. Pembengkakan jarang terjadi pada sinusitis etmoid kecuali ada komplikasi.

    Rinoskopi sinusitis akut. Pemeriksaan rinoskopi anterior menampakkan mukosa konka nasi hiperemis dan edema. Terdapat mukopus (nanah) di meatus nasi medius pada sinusitis maksila, sinusitis forntal, dan sinusitis etmoid anterior. Nanah tampak keluar dari meatus nasi superior pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid. Pemeriksaan rinoskopi posterior menampakkan adanya mukopus (nanah) di nasofaring (post nasal drip).

    Pemeriksaan sinusitis akut. Pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi dan radiologik dapat kita gunakan untuk membantu diagnosa sinusitis akut. Pemeriksaan transiluminasi menampakkan sinus paranasal yang sakit lebih suram / lebih gelap daripada sinus paranasal yang sehat. Pemeriksaan radiologik dapat menggunakan posisi Waters, PA, atau lateral. Akan tampak adanya perselubungan, penebalan mukosa, atau batas cairan-udara (air fluid level).

    Sebaiknya kita mengambil sekret dari meatus nasi medius atau meatus nasi superior pada pemeriksaan mikrobiologik. Mikrobiologi yang mungkin kita temukan yaitu bakteri, virus atau jamur. Bakteri yang berfungsi sebagai flora normal di hidung maupun bakteri patogen keduanya bisa kita dapatkan. Bakteri patogen seperti Pneumococcus, Streptococcus, Staphyloccus, dan Haemophilus influenzae.
    Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung.

    Sinus yang sehat berisi udara, selain adanya sekresi dari selaput lendirnya. Apabila aliran ke dalam hidung terhambat maka sekresinya menumpuk dan terperangkap bersama udara di dalam sinus dan menekan dinding sinus yang bertulang sehingga menimbulkan rasa nyeri.

    Sinusitis dapat terjadi secara akut, subakut, kronis, alergi atau hiperplastiks. Gejala sinusitis bervariasi tergantung pada tipe infeksinya. Gejala umumnya berupa hidung tersumbat dan adanya cairan ingus dari belakang hidung yang menetes ke hulu kerongkongan. Pada sinus alergi gejala utamanya adalah bersin-bersin, pengeluaran cairan terhambat, hidung terasa panas dan gatal. Infeksi sinus alergi berhubungan dengan alergi rhinitis (radang selaput lendir hidung).

    Pada infeksi sinus akut gejala utamanya selain hidung tersumbat juga diikuti ingusan sesudah 24 – 48 jam dan akhirnya mengeluarkan cairan nasal disertai nanah. Gejala lainnya yaitu badan terasa sakit, sakit tenggorokan dan pusing. Pada infeksi sinus sub akut gejalanya yaitu hidung tersumbat, tidak enak pada wajah, lelah, dan pengeluaran cairan nasal yang disertai nanah yang akan berakhir lebih dari 3 minggu setelah infeksi akut berakhir. Infeksi sinus kronis gejalanya serupa dengan infeksi sinus akut, kecuali pada infeksi kronis dapat menyebabkan keluarnya cairan dari hidung secara terus menerus dan disertai nanah. Pada infeksi sinus hiperplastik menyebabkan hidung tersumbat secara kronis dan sakit kepala.

    Nyeri pada sinusitis juga tergantung pada letak sinus yang sakit. Nyeri di dahi merupakan gejala khas sinusitis frontalis. Nyeri pada rahang atas dan gigi merupakan gejala infeksi sinus maksilaris. Infeksi sinus etmoid menimbulkan rasa nyeri di antara kedua mata, rasa nyeri kalau pinggiran hidung disentuh, hidung tersumbat dan tidak dapat mencium. Gejala sinusitis lainnya adalah nafas berbau tidak sedap

    Sinusitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan alergi berkepanjangan. Alergen yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas timbulnya serangan sinusitis.

    Meskipun sinusitis tidak dapat dicegah tetapi agar sinusitis tidak menjadi kronis, maka infeksi virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur. Hindari juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi. Jenis alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.

    Beberapa faktor non infeksi juga dapat menimbulkan sinusitis akut yaitu :

    • Alergi. Peradangan yang diakibatkan oleh alergi dan komplikasi dari alergi dimana seringkali tersering infeksi saluran napas dapat menyumbat saluran sinus. Ciri penderita alergi atau hipersensitif pada hihung adalah bila tidur atau dalam keadaan normal anak mulut sering terbuka, tidur malam hari kadang ngorok, sering mimisan, pagi hari sering bersin, malam hidung sering buntu, hidung seringb gatal.
    • Infeksi saluran napas berulang dan berkepanjangan. Infeksi batuk pilek dalam seminggu sembuh beberapa hari kemudian tertular lagi. Kondisi ini terjadi dalam keadaan anak dengan daya tahan tubuh yng menurun. Pada penderita alergi yang tidak terkendali seringkali disertai daya tahan tubuh yng menurun
    • Sekat hidung bengkok. Sekat hidung yang bengkok dapat menyempitkan atau menyumbat saluran sinus.
    • Polip hidung. Daging tumbuh (polip) di hidung dapat menyumbat saluran sinus.
    • Beberapa penyakit lain seperti fibrosis kistik, refluks gastroesofageal, HIV, dan penyakit imunodefisiensi lainnya dapat menyebabkan sumbatan di hidung.
    • Sumbatan yang terjadi pada sinusitis dapat bertambah parah jika terkena asap rokok atau polusi udara lainnya, karena dapat memperparah iritasi dan inflamasi yang ada.
    • Meskipun sangat jarang, jika sinusitis diperkirakan disebabkan oleh infeksi bakteri, penderita biasanya diberikan antibiotik seperti amoksisilin, doksisiklin, atau kotrimoksazol.
    • Tetapi jika sinusitis bukan disebabkan oleh bakteri, antibiotik tidak diberikan. Sebenarnya hal inilah yang seringkali terjadi

    Beberapa pengobatan lain yang dapat diberikan pada sinusitis antara lain :

    • Pengobatan alergi yang mendasari timbulnya sinusitis. Penanganan alergi yang trbaik adalah harus mencari dan menghindari penyebabnya. Kesulitan utama sebenarnya adalah untuk mencari penyebab alergi.
    • Dekongestan dan kortikosteroid, baik kortikosteroid yang semprotkan di hidung maupun yang diminum.
    • Pereda nyeri dan anti demam.
    • Semprotan larutan garam ke dalam rongga hidung beberapa kali sehari.
    • Operasi Sinus. Operasi hanya dipertimbangkan jika pengobatan medis tidak memungkinkan atau jika ada gangguan hidung yang tidakdapat diperbaiki dengan obat-obatan. Tipe dari operasi yang diperlukan lebih baik ditentukan oleh ahli bedah, tetapi jaman sekarang umumnya operasi dilakukan di dalam hidung dengan bantuan dari alat endoskopi khusus.
    • Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) disarankan untuk beberapa tipe tertentu dari penyakit sinusitis. Dengan endoskopi, ahli bedah dapat melihat secara langsung ke dalam hidung, dimana pada saat yang sama mengambil jaringan yang terkena penyakit dan polip dan membersihkan saluran kecil diantara sinus. Keputusan untuk menggunakan bius setempat atau bius total harus dibuat oleh anda dan dokter anda, tergantung pada keadaaan setiap individu.
    • Balloon Sinuplasty & Pengembangan inovatif lainnya. Terdapat banyak pengembangan/ inovasi, yang paling terkenal diantaranya adalah Balloon Sinuplasty dimana sebuah balon khusus dimasukan tepat ke dalam sinus yang terinfeksi dengan bantuan Fluorokopi. Pengembangan balon akan mengakibatkan pembesaran pada pembukaan alami sinus (ostia) tanpa mengakibatkan kerusakan yang tidak diinginkan terhadap bagian dalam kulit yang sangat rapuh (mucosa).
    • Sebelum operasi, pastikan bahwa mempunyai harapan yang realistis mengenai hasil, proses penyembuhan & perawatan setelah operasi. Hasil yang baik memerlukan tidak saja teknis operasi yang baik tapi juga kerjasamaantara pasien dan dokter sepanjang proses penyembuhan. Hal yang sama pentingnya adalah kepatuhan pasien dalam mengikuti semua instruksi sebelum dan sesudah operasi.

    PENCEGAHAN SINUSITIS :

    • Menghirup uap hangat.
    • Untuk menghindari berkembangnya sinusitis sewaktu penyakit demam atau alergi mnenyerang,
    • Gunakan pelega sumbatan oral atau semprotan pelega sumbatan hidung untuk jangka waktu pendek
    • Keluarkan lendir hidung secara perlahan-lahan, tutup 1 lubang hidung pada saat mengeluarkan lendir dari lubang hidung yang lain.
    • Minum banyak cairan supaya lendir tidak mengental
    • Hindari perjalanan udara. Jika anda harus bepergian dengan pesawat, gunakan semprotan pelega sumbatan hidung sebelum pesawat tinggal landas, tujuannya untuk mencegah penyumbatan di sinus sehinggalendir bisa dikeluarkan.
    • Jika anda mempunyai alergi, cobalah utuk menghindari hal-hal yang menyebabkan alergi tersebut. Jika tidak dapat dihindari, gunakan antihistamine yang dijual di toko dengan resep dokter dan atau semprotan hidung atas resep dokter untuk mengendalikan serangan alergi.
    • Kompres hangat menggunakan handuk di sekitar hidung, pipi, dan mata untuk mengurangi nyeri wajah.

    PENGOBATAN
    Pengobatan sinusitis bertujuan untuk menghilangkan penyumbatan, mengeringkan cairan sinus hidung, serta menghilangkan infeksi dan rasa nyeri. Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis mempunyai efek antara lain sebagai antiradang atau anti-infeksi, menghilangkan nyeri, mengurangi sumbatan lendir dan melancarkan pernafasan.


    Sumber:

    http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/08/08/sinusitis-pada-anak-sering-terjadi-pada-penderita-alergi/

    Minggu, 21 Maret 2010

    Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)







    Setelah diketahui kita menderita sinusitis dan polip dari pemeriksaan dokter dan pemeriksaan tambahan seperti foto rontgen/CT Scan sinus, biasanya pengobatan sinusitis dan polip sangat bergantung dari derajat ringan-beratnya penyakit, tapi pada umumnya pengobatan pertama adalah pemberian antibiotika dan anti peradangan, lebih kurang 2-3 minggu.

    Kemudian dilakukan evaluasi apakah ada perbaikan yang berarti, jika dokter dan pasien merasakan tidak ada perubahan maka tindakan selanjutnya adalah operasi.


    Jenis operasi juga banyak pertimbangannya, tergantung dari kondisi pasien dan keadaan berat penyakitnya.Jenis operasai sinus, ada yang hanya dilakukan pencucian (irigasi) di daerah sinus yang terkena, umumnya hanya pada daerah sinus maksilaris ( daerah pipi ).

    Untuk sinus yang lain letaknya lebih sulit, biasanya resiko juga lebih besar, perlu tekhnik operasi yang yang lebih canggih dan keahlian yang tinggi.


    Saat ini operasi banyak dilakukan menggunakan endoskopi, operasinya di sebut Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) atau Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS). Di sini operasi memperbaiki sumbatan pada sinus-sinus yang terinfeksi. Pada tahun 1980-an terjadi suatu revolusi dalam bidang bedah sinus yang menyebabkan diciptakannya FUNCTIONAL ENDOSCOPIC SINUS SURGERY,atau disingkat FESS. Teknik bedah ini pertama kali diajukan oleh Messerklinger dan dipopulerkan oleh Stammberger dan Kennedy.

    Kunggulan FESS adalah bahwa tindakan ini jauh kurang traumatis pada tubuh di bandingkan dengan teknik-teknik lain.Pasien tidak lagi “babak belur”,dan kerap kali tidak memerlukan tampon hidung.Mereka yang memang perlu dipasangin tampon hampir selalu dapat melepaskannya keesokan harinya.Perkembangan FESS dimungkinkan oleh adanya tiga kemajuan terpisah:endoskop hidung,CT scan sinus,dan konsep KOM.

    Diciptakannya endoskop sinus menyebabkan ahli bedah memiliki teknik untuk mengakses sinus.Teleskop halus dengan resolusi tinggi ini memungkinkan visualisasi yang sangat baik terhadap bagian dalam hidung.Ahli bedah tidak lagi melakukan sayatan melalui gusi atau wajah ,tetapi kini dapat masuk melalui lubang hidung dan memperoleh gambar bagian dalam rongga hidung sinus yang terang dan telah diperbesar

    Perkembangan yang pesat di bidang kedokteran juga membawa perubahan dalam penatalaksanan sinusitis. Tersedianya alat diagnostik CT scan telah membuat pencitraan sinus paranasal lebih jelas dan terinci, sedangkan dipopulerkannya pemakaian alat endoskop untuk operasi bedah sinus menciptakan tindakan pengobatan yang tidak radikal tetapi dapat lebih tuntas. Saat ini FESS populer sebagai teknik operasi terkini dalam penatalaksanaan sinusitis kronik, polip hidung, tumor hidung dan sinus paranasal, dan kelainan lainnya.
















    Sumber:


    http://d132a.wordpress.com/2008/06/04/bagaimana-mengobati-sinusitis-dan-polip/

    http://materikedokteran.blogspot.com/2009/08/menyembuhkan-sinusitis-dengan-fess.html
    Related Posts with Thumbnails