Oleh : Muhammad al-Fatih II
Trauma merupakan penyebab terbanyak deviasi septum nasi. Trauma bisa saja kita alami sesudah lahir, selama partus dan masa janin intrauterin. Ketidakseimbangan pertumbuhan tulang rawan septum nasi yang terus tumbuh dapat pula menyebabkan deviasi septum nasi dimana pada saat bersamaan batas atas dan batas bawah septum nasi telah menetap.
Deviasi septum nasi yang ringan tidak menimbulkan gangguan. Gangguan dapat terjadi pada deviasi septum nasi yang cukup berat. Fungsi hidung akan terganggu dan lama-kelamaan bisa menyebabkan komplikasi.
Ada 4 bentuk deformitas septum nasi, yaitu :
a. Deviasi. Deviasi septum nasi berbentuk huruf C dan S.
b. Dislokasi. Bagian bawah tulang rawan septum nasi keluar dari krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung.
c. Penonjolan. Penonjolan tulang dan kartilago septum nasi berbentuk krista dan spina. Bentuk krista berupa penonjolan yang memanjang dari depan ke belakang. Bentuk spina berupa penonjolan yang runcing dan pipih.
d. Sinekia. Sinekia merupakan pertemuan dan perlekatan antara deviasi atau krista septum nasi dengan konka nasi yang berada di hadapannya sehingga makin memperberat obstruksi nasi.
Terapi deviasi septum nasi kita sesuaikan dengan keadaan pasien. Apakah deviasi tersebut menimbulkan keluhan yang nyata buat pasien ? Jika tidak ada gejala atau keluhan pasien sangat ringan, kita tidak perlu melakukan koreksi septum nasi. Jika ada keluhan yang nyata maka tindakan koreksi septum nasi perlu kita lakukan.
Tindakan operatif deviasi septum nasi, yaitu :
Reseksi submukosa septum nasi (Submucous Septum Resection/SMR).Septoplasti atau reposisi septum nasi.
Sumber:
http://hennykartika.wordpress.com/category/hidung/page/2/
2 komentar:
bahaya juga ya penyakit ini?
Bactiar Nur Yusuf
ayodeal.blogspot.com
http://halomuda.com/category/kuliner/
http://www.teknologidunia.com/aplikasi/2-game-mirip-harvest-moon-di-android.html
wah bahaya nih gan nyerang nya daerah muka khususnya hidung :o
http://www.duniaberbicara.com
toodz house jakarta
Ongisnade.net
Posting Komentar